Profil Desa Sirukem
Ketahui informasi secara rinci Desa Sirukem mulai dari sejarah, kepala daerah, dan data lainnya.
Tentang Kami
Profil lengkap Desa Sirukem, Kecamatan Kalibening, Banjarnegara. Mengupas tuntas kondisi geografis, demografi, potensi pertanian dataran tinggi seperti kentang dan kopi, serta tantangan dan peluang pengembangan desa agraris ini di gerbang utara Dieng.
-
Sentra Pertanian Dataran Tinggi
Desa Sirukem merupakan salah satu pusat produksi komoditas pertanian bernilai tinggi seperti kentang, sayur-mayur, dan kopi, yang didukung oleh kondisi agroklimat yang ideal.
-
Wilayah Strategis dengan Tantangan Aksesibilitas
Berada di jalur utara yang menghubungkan Banjarnegara dengan kawasan Dieng dan Kabupaten Pekalongan, desa ini memiliki posisi strategis namun menghadapi tantangan infrastruktur jalan.
-
Ketangguhan Komunitas dan Potensi Agrowisata
Masyarakatnya memiliki tingkat ketahanan sosial yang tinggi, terbukti dengan adanya tim siaga bencana yang aktif. Keindahan alam dan aktivitas pertaniannya menyimpan potensi besar untuk dikembangkan menjadi destinasi agrowisata.

Terletak di antara perbukitan sejuk di bagian utara Kabupaten Banjarnegara, Desa Sirukem di Kecamatan Kalibening menjelma sebagai salah satu pilar penting sektor pertanian dataran tinggi. Jauh dari hiruk pikuk pusat kota, desa ini menyimpan potensi besar yang bertumpu pada kesuburan tanahnya dan kegigihan warganya. Sirukem bukan sekadar sebuah unit administrasi pemerintahan, melainkan sebuah ekosistem agraris yang dinamis, menjadi penopang kehidupan bagi ribuan jiwa sekaligus pemasok komoditas penting bagi wilayah sekitarnya.Desa ini ialah representasi dari kehidupan pedesaan di lereng pegunungan Jawa Tengah, di mana alam menentukan ritme kehidupan, mulai dari masa tanam hingga panen. Dengan topografi yang menantang dan suhu udara yang sejuk, Sirukem menjadi lahan subur bagi tanaman-tanaman yang tidak dapat tumbuh di dataran rendah. Profil ini akan mengupas secara mendalam berbagai aspek Desa Sirukem, dari kondisi geografis dan demografi, potensi ekonomi, hingga tantangan dan peluang yang dihadapinya di masa depan.
Kondisi Geografis dan Demografi
Secara administratif, Desa Sirukem merupakan bagian dari Kecamatan Kalibening, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. Letaknya berada di ketinggian, menjadikan desa ini memiliki suhu udara sejuk berkisar antara 15°C hingga 25°C. Berdasarkan data dari Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Banjarnegara dalam publikasi "Kecamatan Kalibening dalam Angka", luas wilayah Desa Sirukem yakni sekitar 6,06 km², atau menyumbang sekitar 3% dari total luas Kecamatan Kalibening.Batas-batas wilayah Desa Sirukem meliputi:
Sebelah Utara berbatasan dengan wilayah Kabupaten Pekalongan.
Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Kertasari dan Desa Kalibening.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Sidakangen.
Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sirukun dan Desa Bedana.
Berdasarkan data kependudukan dari Satu Data Banjarnegara per tahun 2022, jumlah penduduk Desa Sirukem tercatat sebanyak 2.231 jiwa. Dengan luas wilayah 6,06 km², maka kepadatan penduduk di desa ini mencapai sekitar 368 jiwa per km². Angka ini menunjukkan tingkat kepadatan yang relatif rendah, khas wilayah pedesaan agraris dengan lahan pertanian yang luas. Topografi wilayahnya yang berbukit-bukit dan berada di zona rawan pergerakan tanah menjadi karakteristik geografis utama yang memengaruhi pola pemukiman dan juga infrastruktur di desa ini.
Potensi Ekonomi: Jantung Pertanian di Ketinggian
Perekonomian Desa Sirukem sangat bergantung pada sektor pertanian. Tanah vulkanik yang subur dan iklim yang mendukung menjadikan desa ini sebagai lumbung bagi berbagai komoditas dataran tinggi. Kentang menjadi salah satu produk unggulan utama yang telah lama dibudidayakan oleh para petani. Kentang dari wilayah Kalibening, termasuk Sirukem, dikenal memiliki kualitas yang baik dan menjadi pasokan penting bagi pasar-pasar di Banjarnegara maupun luar daerah.Selain kentang, para petani juga aktif menanam berbagai jenis sayuran seperti kubis, wortel dan daun bawang. Dalam beberapa tahun terakhir, budidaya kopi, khususnya jenis arabika, juga mulai berkembang. Ketinggian dan kondisi tanah di Sirukem dianggap ideal untuk menghasilkan biji kopi dengan cita rasa yang khas, membuka peluang baru bagi peningkatan pendapatan warga. Pola pertanian yang diterapkan mayoritas masih bersifat tradisional dan dikelola oleh keluarga, meskipun beberapa kelompok tani sudah mulai terbentuk untuk mengoptimalkan hasil dan akses pasar.Di luar pertanian tanaman pangan dan hortikultura, sektor peternakan juga menjadi sumber pendapatan tambahan bagi sebagian warga. Ternak seperti domba dan kambing lazim dipelihara, memanfaatkan pakan dari lahan-lahan sekitar. Siklus ekonomi desa sangat dipengaruhi oleh musim panen dan fluktuasi harga komoditas di pasaran, yang menjadi tantangan klasik bagi para petani.
Infrastruktur, Pendidikan, dan Sosial Kemasyarakatan
Aksesibilitas merupakan salah satu aspek vital sekaligus tantangan bagi Desa Sirukem. Jalan utama yang menghubungkan desa ini dengan pusat Kecamatan Kalibening dan jalur utama Banjarnegara-Pekalongan sudah beraspal, namun kondisinya di beberapa titik memerlukan perhatian lebih, terutama saat musim penghujan. Kerentanan terhadap bencana longsor dan banjir bandang, seperti yang pernah terjadi pada Maret 2025 lalu yang menyebabkan luapan Sungai Kalibanteng, menjadi pengingat akan pentingnya infrastruktur yang tangguh dan sistem mitigasi bencana yang andal.Di bidang pendidikan, fasilitas dasar sudah tersedia di tingkat desa, yakni Sekolah Dasar (SD) Negeri. Untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan menengah (SMP dan SMA/SMK), para siswa umumnya harus menuju ke pusat kecamatan atau kota lain yang jaraknya relatif jauh. Layanan kesehatan dasar dapat diakses melalui Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) dan kegiatan Posyandu yang rutin diselenggarakan. Untuk penanganan medis yang lebih serius, warga merujuk ke Puskesmas Kalibening.Kehidupan sosial di Sirukem berjalan dengan erat. Semangat gotong royong masih terpelihara dengan baik. Salah satu bukti nyata dari ketangguhan sosial ini ialah keberadaan Tim Siaga Bencana Berbasis Masyarakat (SIBAT) PMI yang sangat aktif. Tim ini tidak hanya berperan saat terjadi bencana, tetapi juga gencar melakukan kegiatan promosi kesehatan dan edukasi kepada masyarakat, seperti yang terlihat dari upaya mereka dalam sosialisasi pencegahan COVID-19 beberapa waktu lalu. Keterlibatan lembaga kemanusiaan internasional seperti Palang Merah Korea dalam program pembangunan sanitasi dan air bersih (WASH) juga menunjukkan bahwa desa ini proaktif dalam menjalin kerja sama untuk pembangunan.
Peluang dan Tantangan Pengembangan Desa
Ke depan, Desa Sirukem dihadapkan pada serangkaian peluang sekaligus tantangan yang perlu dikelola secara cermat. Peluang terbesar tetap berada di sektor pertanian dengan potensi pengembangan yang lebih modern dan bernilai tambah.Peluang utama yang dapat dioptimalkan antara lain:
Pengembangan Agrowisata: Dengan pemandangan alam perbukitan yang indah dan aktivitas pertanian yang otentik, Sirukem memiliki potensi besar untuk dikembangkan sebagai destinasi agrowisata. Wisatawan dapat diajak merasakan pengalaman memanen kentang, belajar tentang budidaya kopi, atau sekadar menikmati udara sejuk dan suasana pedesaan.
Branding dan Hilirisasi Produk: Daripada menjual komoditas mentah, desa dapat mulai menginisiasi pengolahan hasil pertanian. Misalnya, memproduksi keripik kentang berkualitas premium atau mengemas kopi "Sirukem" dengan merek sendiri. Langkah ini akan meningkatkan nilai jual dan membuka lapangan kerja baru.
Pertanian Organik: Tren permintaan global terhadap produk organik merupakan celah pasar yang menjanjikan. Dengan dukungan teknis dan sertifikasi, petani Sirukem dapat beralih ke metode pertanian organik yang lebih ramah lingkungan dan memiliki harga jual lebih tinggi.
Namun beberapa tantangan signifikan juga harus dihadapi:
Stabilitas Harga dan Rantai Pasok: Ketergantungan pada harga pasar yang fluktuatif membuat pendapatan petani tidak menentu. Perlu adanya intervensi, baik melalui koperasi maupun pemerintah, untuk menciptakan stabilitas harga dan memotong rantai pasok yang terlalu panjang.
Regenerasi Petani: Seperti banyak desa agraris lainnya, Sirukem menghadapi tantangan minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian. Perlu inovasi agar profesi petani terlihat lebih modern dan menguntungkan.
Mitigasi Bencana: Berada di wilayah rawan bencana hidrometeorologi seperti longsor dan banjir bandang menuntut adanya investasi berkelanjutan dalam sistem peringatan dini dan penguatan infrastruktur vital seperti jalan dan jembatan.
Desa Sirukem merupakan potret sebuah desa agraris di dataran tinggi yang kaya akan potensi namun tidak luput dari tantangan. Kekuatan utamanya terletak pada sumber daya alam yang subur dan sumber daya manusia yang ulet dan tangguh. Dengan pengelolaan yang tepat, kolaborasi antara pemerintah desa, masyarakat, dan pihak eksternal, Sirukem tidak hanya akan terus menjadi lumbung pangan bagi Banjarnegara, tetapi juga berpotensi tumbuh menjadi destinasi agrowisata unggulan. Masa depan Desa Sirukem bergantung pada kemampuannya untuk berinovasi, memodernisasi sektor pertanian, sambil tetap menjaga kearifan lokal dan kelestarian lingkungan yang menjadi aset paling berharganya.